Kesaksian Umat Kristen di Palu: "Saya Malu Karena Dulu Suka Teriak Bubarkan FPI!"

slidegossip.com - Sebagai bangsa yang ber-bhinneka tunggal ika, toleransi beragama memang sudah seharusnya dijunjung tinggi oleh setiap warga negara Indonesia. Perbedaan agama atau keyakinan bukanlah halangan untuk saling membantu dan tolong menolong dalam kebaikan. Bukankah hal itu juga yang diajarkan di setiap ajaran agama di muka bumi ini?

 
Korban gempa di Palu (foto: merdeka.com)

Seperti dilansir dari radarpribumi.com (9/10/2018), beberapa orang yang merupakan anggota Front Pembela Islam (FPI) yang selama ini dikenal radikal dan keras dalam aksinya justru menunjukkan sikap lembut bak malaikat ketika sedang memberikan bantuannya kepada para korban gempa dan tsunami di Palu yang ikut dipimpin oleh Pasha Ungu sebagai wakil walikotanya. Hal tersebut diakui oleh Martinus Rivano, seorang penganut agama Kristen yang menjadi korban gempa di Palu. Seperti inilah isi pengakuan dan kesaksian Martinus :

"Malam itu anak kami yang baru berusia 14 bulan terus menangis. Karena sudah hampir 2 hari belum makan atau minum susu sama sekali. Hanya asi dari ibunya dan itu pun sudah tak keluar lagi karena ibunya juga sudah hampir 2 hari tak makan apapun. Kondisi anak kami benar-benar sudah lemah. Badan nya panas. Pun istri kami yang ikut menangis melihat kondisi anak semata wayang kami yang terus menerus menangis tanpa suara. Kami tak bisa berbuat apa apa karena kondisi dan logistik yang susah didapatkan," ungkap Martinus mengawali ceritanya.

Kemudian di malam harinya, muncul empat orang pria yang memakai seragam serba putih melewati tenda yang dihuni Martinus dan keluarganya. "Waktu itu sekitar pukul 21.30 ada 4 orang berseragam putih-putih lewat didepan tenda kami. Mungkin karena mendengar tangisan anak kami mereka menghampiri kami. Mereka bertanya tentang kondisi kami sambil mengamati keadaan sekitar kami, terutama kalung salib yang tergantung di leher anak kami," lanjut Martinus.

Jantung Martinus pun langsung berdegup kencang ketika salah seorang dari laskar FPI itu mengambil ponsel dan menyoroti keadaan tendanya dengan cahaya senter dari ponselnya. "Ketika salah seorang dari mereka mengambil hp dan menyenteri keadaan sekeliling kami, jantung ini seakan berhenti berdenyut. Inilah laskar FPI yang selalu kami musuhi. Apa yang akan mereka lakukan pada kami!!?? Seribu pikiran ketakutan melayang layang dibenak kami. Ketakutan kami semakin menjadi jadi ketika 2 orang dari mereka pamit mau ke kamp mereka sebentar. Hanya tinggal 2 orang yang masih berjaga jaga di sekitar kami," tutur Martinus.

Rasa takut itu kemudian berubah menjadi kelegaan karena para laskar FPI tersebut ternyata kembali untuk membawakan bahan makanan yang dibutuhkan para korban. "Tak lama kemudian datanglah 2 orang yang tadi bersama teman-temannya sekitar 13 orang sambil memanggul barang. Mereka menghampiri kami lalu menyerahkan bahan makanan yang lumayan banyak, termasuk susu buat anak kami dan beberapa roti dan air mineral. Dan membagikan kepada tetangga yang dekat dengan kami," lanjut Martinus.

Seketika dada Martinus dan sang istri pun langsung sesak dan tak bisa berkata apa-apa. Apalagi ketika ia melihat air mata terjatuh dari salah satu anggota laskar FPI tersebut saat memandangi anaknya. "Dada kami sesak tak bisa berkata apa-apa. Salah satu dari mereka mengambil gelas dan menuangkan sedikit susu dan memberikannya kepada istri kami untuk segera meminumkannya kepada anak kami. Dalam remang kulihat air mata jatuh dari mata salah satu orang tersebut ketika melihat anak kami yang seperti kesurupan meminum susu tadi. Kami bertanya apa sebabnya ia menangis melihat anak kami minum susu," ujar Martinus.

Rupanya jawaban yang diberikan anggota laskar FPT tersebut membuatnya tertegun dan merasa menyesal pernah ikut berteriak agar FPI dibubarkan. "Apa jawabannya !!?? Ia berkata, 'Alangkah dzalim nya saya ketika melihat sesama mahluk Tuhan menderita, tetapi kami tak kuasa berbuat apa apa'. Perhatian saya tertuju pada kata kata 'mahluk Tuhan'. Kenapa bukan sebutan yang sering digunakan pada mereka yang mengaku paling toleran?? Pelajaran berharga bagaimana kami jadi tau mana hitam, mana putih. Mana yang benar-benar tulus menolong sesama meskipun beda keyakinan," ucap Martinus.

Martinus pun tak hentinya mengucapkan syukur atas pertolongan yang diberikan para laskar FPI tersebut. "Puji Tuhan!!! Saya menyesal dulu saya gencar meminta untuk membubarkan ormas tersebut. Buat saudara ku yang ingin agar ormas tersebut dibubarkan, satu pertanyaan ku, mampukah kalian meninggalkan anak, istri, keluarga dan semua kesenangan kalian hanya untuk menolong orang-orang yang tidak bisa membalas kebaikan kalian ini!!?? Puji Tuhan!!," pungkas Martinus.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kesaksian Umat Kristen di Palu: "Saya Malu Karena Dulu Suka Teriak Bubarkan FPI!""

Posting Komentar